Senin, 14 Januari 2019

TUGAS BLOG MANAJ. PEMASARAN GLOBAL KE-3


META ANALISIS JURNAL

Nama Kelompok:
1.      Anisa Andriyani (10215822)
2.      Nugroho Suryo Buwono (15215156)
3.      Sheila Nadia (17215894)
4.      Yosua Geraldi Harlim (17215293)



Kelas 4EA23
Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen Universitas Gunadarma

Judul : Strategi Pemasaran Produk Sosis Siap Makan (Studi Kasus: PT Primafood Internasional ) (Oleh Mohamad Emir Wibowo, Arief Daryanto, dan Amzul Rifin, 2018) ISSN  2085-8418\

Variabel Bebas (Dependen) : Strategi Pemasaran
Variabel Terikat (Independen) : Penjualan

Faktor yang mempengaruhi Strategi Pemasaran ( Variabel Bebas )
Strategi Pemasaran memiliki peranan penting dalam meningkatkan penjualan, dimana strategi pemasaran memiliki faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor Internal dan faktor Eksternal. Untuk Faktor Internal terdapat beberapa hal yaitu : Kekuatan dan Kelemahan. Sedangkan untuk Faktor Eksternal yang menjadi perhatian perusahaan adalah Peluang dan Ancaman.

Metode Yang Digunakan
Metode ANP (Analytic Network Process) Analytic Network Process (ANP) Merupakan pengembangan dari metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode AHP adalah metode pengambilan keputusan dengan mengembangkan sistem hierarki dari berbagai faktor yang dianggap perlu untuk diperhitungkan.

Alat Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis S.W.O.T , analisis deskriptif, analisis IFE dan EFE.

Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian pemilihan strategi untuk meningkatkan penjualan sosis siap makan Champ diketahui bahwa terdapat faktor internal dan eksternal yang memengaruhi penjualan produk sosis siap makan Champ. Untuk faktor internal terdapat beberapa hal yaitu kekuatan dan kelemahan. Dimana bahan baku yang berkualitas, brand image yang baik, harga yang terjangkau, serta intergrasi dengan grup merupakan kekuatan dimiliki. Untuk distribusi yang kurang merata, produk yang rentan rusak, promosi yang kurang maksimal, serta sumber daya pemasaran yang kurang merupakan kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan. Selain itu, terdapat faktor eksternal yang menjadi perhatian perusahaan yaitu peluang dan ancaman. Untuk peluang yang dimiliki perusahaan adalah daya beli meningkat, pasar potensial serta perubahan gaya hidup. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang menjadi ancaman perusahaan yaitu isu kesehatan, pasar bebas, produk pesaing. Rumusan alternatif strategi yang didapatkan berdasarkan faktor-faktor eksternal dan internal adalah bekerjasama dengan partner, diferensiasi produk, promosi gabungan dengan grup Charoen Pokphand, serta promosi edukatif.Berdasarkan perhitugan metode ANP, strategi promosi edukatif merupakan strategi dengan prioritas tertinggi dengan nilai normal sebesar 0,279334

Kesimpulan
Jadi Strategi Pemasaran Mempengaruhi Penjualan Produk Sosis siap makan pada (PT. Primafood Internasional)



Minggu, 23 Desember 2018

TUGAS BLOG MANAJ. PEMASARAN GLOBAL KE-2



ANALISIS PEMASARAN GLOBAL
STUDI KASUS CITIBANK DI JEPANG





Analisis Industri
Citibank merupakan sebuah perusahaan internasional besar yang bergerak dibidang keuangan di bawah naungan Citygroup. Citibank didirikan pada tahun 1812 sebagai Bank Kota New  York, kemudian menjadi First National City of Ney York. Pada Maret 2010, Citygroup merupakan bank ketiga terbesar perusahaan holding di Amerika Serikat dengan total aset, setelah Bank of Amerika dan Japan Morgan Chase. Citibank memiliki operasi perbankan ritel lebih  dari 100 negara dari teoriti di seluruh dunia. Lebih dari 1.400 kantor yang berada di Amerika Serikat.

Selain perbankan, Citibank juga menawarkan asuransi, kartu kredit, dan produk investasi. Divisi layanan online mereka termasuk yang paling sukses dilapangan, mereka mengklaim sekitar 15 juta pengguna. Sebagai akibat dari krisis keuangan global 2008-2009 dan kerugian besar dalam arti nilai aset hipotek subprimenya, citibank diselamatkan oleh pemerintah Amerika Serikat di bawah rencana yang telah disepakati untuk Citygroup.

Keunggulan Kompetitif
Citibank mulai memsuki pasar Jepang pada tahun 1986, namun mereka tidak di sambut oleh masyarakat di Jepang. Hal ini dikarenakan masyarakat Jepang mempunyai sifat "xenophobic" atau takut pada hal yang berbau asing, sehingga mereka merasa kurang aman jika bertransaksi dengan bank asing. Kesulitan Citibank terus dialami bahkan sampai tahun 1902, namun pada tahun 1990an Citibank mulai bangkit dikarenakan melemahnya bank-bank Jepang, jatuhnya perusahaan perusahaan sekuritas dan perubahan besar dalam regulasi keuangan di jepang. Citibank memanfaat hal tersebut untuk menarik para nasabah baru dengan menyediakan teknologi perbankan (ATM 24 jam), aliansi strategi dengan kantor pos Jepang (untuk membangun citra aman) dan aliansi strategi dengan Niko Securities yang merupakan perusahaan broker terbesar ke-3 di jepang. Pada masanya, Citibank merupakan bank asing satu-satunya yang berada di jepang yang melawan bank bank lokal seperti Bank of Tokyo-Mitsubishi, Dai-Ichi Kangyo Bank, dan Sanwa Bank. Jadi, Citibank memiliki keunggulan kompetitif yang meliputi : Brand yang kuat sejak tahun 1990an, operasi global karena Citibank merupakan cabang perusahaan Citygroup di Amerika Serikat, inovasi, staf lokal yang berkualitas dilihat dari kemampuannya bersaing dengan bank lokal, dan produk/jasa yang beragam dan berkualitas.

Persaingan Global dan keunggulan Kompetitif Nasional
Pesaing Citibank meliputi bank bank lokal seperti Bank of Tokyo-Mitsubishi, Dai-Ichi Kangyo Bank, dan Sanwa Bank.. Semakin banyaknya pesaing maka pangsa pasar Citibank semakin kecil, untuk menyiasati hal tersebut Citibank melajukan POD "Point Of Differensiasi"  yaitu menciptakan nilai tambah kepada konsumen dan keuntungan yang diperoleh konsumen tidak disediakan oleh pesaing seperti pemberian bunga, kredit sampai dengan nol persen, pemberian layanan-layanan lain. Citibank juga melakukan promosi besar besaran dengan menggunakan mantan Presiden Amerika Serikat, George Bush serta menggaet beberapa nasabah kaya raya untuk menempatkan dananya sebesar $750.000


Senin, 26 November 2018

TUGAS BLOG MANAJ. PEMASARAN GLOBAL KE-1


ANALISIS JURNAL KELOMPOK 3
ASPEK LINGKUNGAN EKONOMI, POLA KONSUMSI, DAN PERKEMBANGAN PASAR
Nama Anggota Kelompok
1. Anisa Andriyani (10215822)
2. Nugroho S.B (15215156)
3. Sheila Nadia (17215894)
4. Yosua Geraldi Harlim (17215293)

Kelas : 4EA23

Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen
Universitas Gunadarma


ASPEK LINGKUNGAN EKONOMI, POLA KONSUMSI, DAN PERKEMBANGAN PASAR

Tinjauan Ekonomi Dunia
Di era globalisasi ini hampir semua negara di dunia  melakukan perdagangan internasional. Tidak ada satu negara pun yang berada dalam kondisi autarki atau negara yang terisolasi tanpa adanya hubungan ekonomi dengan negara lain. Perdagangan internasional didefinisikan sebagai perdagangan antar atau lintas negara, yang mencakup ekspor dan impor. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua kategori, yakni  perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa. Dengan adanya keterbukaan perekonomian negara seperti ini, dapat menyebabkan daya saing sebagai salah satu faktor yang menentukan dalam kompetisi antar negara agar memperoleh manfaat dari semakin terbukanya perekonomian dunia yang dapat dilihat dari keadaan neraca pembayaran suatu negara. Kondisi dan kecenderungan tersebut dapat dipastikan akan berimbas kepada perekonomian suatu  negara termasuk Indonesia.
Pada saat perekonomian dunia mengalami kelesuan maka perdagangan antarnegara mengalami kelesuan juga, tidak terkecuali Indonesia. Hubungan ini membawa pengaruh yang baik dan pengaruh yang buruk. Hubungan internasional menyangkut transaksi barang, jasa, moneter, dan lain sebagainya akan membawa pengaruh terhadap kondisi dalam negeri. Transaksi-transaksi internasional negara-negara di dunia dicatat dalam neraca pembayaran internasional (Balance of Payments).

Sistem Ekonomi
Dalam jurnal ini negara yang dibahas adalah negara Indonesia maka dalam hal ini sistem ekonomi yang digunakan oleh Indonesia adalah sistem ekonomi campuran karena kegiatan ekonomi dilakukan oleh masyarakat, tetapi dalam beberapa hal tertentu ada campur tangan dari pemerintah. Adapun bentuk campur tangan pemerintah, yaitu :
1. Pemerintah membuat peraturan-peraturan dalam kegiatan ekonomi. Seperti pada pernyataan yang ada didalam jurnal ini di bagian pendahuluan bahwa di tahun 1983 terjadi deregulasi perbankan, yakni kebijakan yang diambil oleh pemerintah karena Indonesia mengalami banyak kemunduran ekonomi. Kebijakannya, yakni mempertinggi efisiensi dan mobilisasi dana.
2. Pemerintah melaksanakan kebijaksanaaan moneter dan fiskal. Seperti pada pernyataan dalam jurnal ini di bagian hasil dan pembahasan mengenai tingginya impor bahan bakar minyak menyebabkan neraca perdagangan Indonesia defisit sepanjang kuartal pertama 2013 sehingga mengharuskan pemerintah membuat kebijakan moneter terhadap Bank Sentral atau Bank Indonesia yaitu dengan memutuskan untuk mengambil alih penyediaan sebagian besar kebutuhan valas bagi pembayaran impor minyak dari perbankan domestik.

Perkembangan Pasar
Pasar global tiap negara dalam tahap perkembangannya berbeda-beda. Dalam jurnal ini, disebutkan bahwa negara Indonesia merupakan negara berkembang yang dengan kata lain Indonesia masuk dalam kategori negara yang berpenghasilan menengah kebawah. Maka dari itu perkembangan yang terjadi berfluktuasi dari tahun ke tahun, sesuai dengan kondisi pasar dunia.

Pola Konsumsi
Pola konsumsi adalah bentuk (struktur) pengeluaran individu/kelompok dalam rangka pemakaian barang dan jasa hasil produksi guna memenuhi kebutuhan. Pola konsumsi bisa disebut juga pola pengeluaran. Dalam hal ini pengeluaran negara Indonesia berupa Impor. Dalam jurnal ini objek yang dibahas adalah mengenai migas dan nonmigas jadi, berikut ini merupakan perkembangan impor migas dan non migas di Indonesia tahun 2003 – 2013.
Perkembangan Impor Migas dan Nonmigas Tahun 2003 – 2013 (Dalam US $)
Tahun
Impor
Migas
Nonmigas
2003
7.630,3
25.455,6
2004
11.625,2
34.554,5
2005
16.075,1
36.613,0
2006
18.962,9
42.102,6
2007
21.879,6
52.523,1
2008
26.202,8
75.485,1
2009
13.138,2
55.192,7
2010
27.412,7
108.250,6
2011
40.685,8
136.613,5
2012
38.858,7
137.248,8
2013
41.044,8
130.127,6
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik)

Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran yang merupakan alat untuk melihat posisi cadangan devisa Indonesia, apakah mengalami surplus atau kah mengalami defisit. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan pencatatan atas transaksi ekonomi yang terjadi antara penduduk dengan bukan penduduk Indonesia pada suatu periode tertentu. Secara umum, transaksi ekonomi yang tercakup dalam NPI dapat dibagi menjadi dua kelompok: (1) barang (goods), jasa (services), pendapatan (income), dan transfer berjalan (current transfer); (2) modal/finansial (capital/financial). Sedangkan surplus atau defisitnya neraca pembayaran itu sendiri terlihat dari tingkat ekspor dan impor negara tersebut, dan faktor-faktor lain seperti utang luar negeri dan modal asing. Dimana apabila tingkat ekspor negara tersebut lebih tinggi dari tingkat impor negara tersebut maka neraca pembayaran negara tersebut dapat dikatakan mengalami surplus, sebaliknya jika tingkat impor negara tersebut melebihi jumlah ekspor maka negara tersebut mengalami defisit pada neraca pembayaran. Berikut ini merupakan perkembangan cadangan devisa Migas dan Nonmigas tahun 2003 – 2013 :

Perkembangan Cadangan Devisa Migas dan Nonmigas Tahun 2003 – 2013(Dalam US $)
Tahun
Cadangan Devisa
Migas
Nonmigas
2003
6.021,10
23.420,10
2004
3.962,30
19.571,80
2005
1.310,40
23.287,30
2006
2.246,60
37.486,50
2007
176,30
39.414,1
2008
-1.814,60
7.795,00
2009
-1.116,90
12.919,30
2010
626,90
21.488,90
2011
907,40
25.410,00
2012
-4.848,40
3.377,20
2013
-11.837,30
5.236,10
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik)

Dan dari data di tahun 2008, 2009, 2012, dan 2013 mengalami defisit migas, defisit ini diakibatkan karena kebutuhan migas lebih banyak dan anggaran yang di sediakan pemerintah kurang. Cadangan devisa paling terendah pada tahun 2012 karena terjadi defisit pada migas sebesar 4.848,40 dan nonmigas mengalami penurunan cadangan devisa yang hanya menjadi 3.377,20 paling terendah dari data yang ada. Dan diantara data diatas pendapatan yang paling besar yaitu migas pada tahun 2003, dan nonmigas pada tahun 2007.

Pola Perdagangan
Pangsa pasar negara-negara industri meningkat dalam perdagangan dunia dengan lebih banyak berdagang diantara mereka sendiri dan kurang dengan sisa bagian dunia lainnya.
Pola perdagangan yang di bahas pada jurnal ini adalah  perdagangan barang berupa Migas dan Non-Migas. Berikut merupakan data perdagangan barang Migas dan Non-Migas Tahun 2003-2013.

Perdagangan Barang Migas dan Non-Migas 2003-2013 (Dalam US$)
TAHUN
EKSPOR
IMPOR
DEFISIT/ SURPLUS
2003
61.058.246.995
32.550.684.286
28.507.562.709
2004
71.584.608.796
46.524.531.358
25.060.077.438
2005
85.659.952.615
57.700.882.616
27.959.069.999
2006
100.798.624.280
61.065.465.536
39.733.158.744
2007
114.100.890.751
74.473.430.118
39.627.460.633
2008
137.020.424.402
129.197.306.224
7.823.118.178
2009
116.510.026.081
96.829.244.981
19.680.781.100
2010
157.779.103.470
135.663.284.048
22.115.819.422
2011
203.496.620.060
177.435.555.736
26.061.064.324
2012
190.031.845.244
191.691.001.109
-1.659.155.865
2013
91.068.762.794
94.410.645.297
-3.341.882.503

dari data di tahun 2012, dan 2013 mengalami defisit migas dan non migas, defisit ini diakibatkan karena kebutuhan migas lebih banyak dan kebutuhan impor lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan ekspor.