Senin, 26 November 2018

TUGAS BLOG MANAJ. PEMASARAN GLOBAL KE-1


ANALISIS JURNAL KELOMPOK 3
ASPEK LINGKUNGAN EKONOMI, POLA KONSUMSI, DAN PERKEMBANGAN PASAR
Nama Anggota Kelompok
1. Anisa Andriyani (10215822)
2. Nugroho S.B (15215156)
3. Sheila Nadia (17215894)
4. Yosua Geraldi Harlim (17215293)

Kelas : 4EA23

Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen
Universitas Gunadarma


ASPEK LINGKUNGAN EKONOMI, POLA KONSUMSI, DAN PERKEMBANGAN PASAR

Tinjauan Ekonomi Dunia
Di era globalisasi ini hampir semua negara di dunia  melakukan perdagangan internasional. Tidak ada satu negara pun yang berada dalam kondisi autarki atau negara yang terisolasi tanpa adanya hubungan ekonomi dengan negara lain. Perdagangan internasional didefinisikan sebagai perdagangan antar atau lintas negara, yang mencakup ekspor dan impor. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua kategori, yakni  perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa. Dengan adanya keterbukaan perekonomian negara seperti ini, dapat menyebabkan daya saing sebagai salah satu faktor yang menentukan dalam kompetisi antar negara agar memperoleh manfaat dari semakin terbukanya perekonomian dunia yang dapat dilihat dari keadaan neraca pembayaran suatu negara. Kondisi dan kecenderungan tersebut dapat dipastikan akan berimbas kepada perekonomian suatu  negara termasuk Indonesia.
Pada saat perekonomian dunia mengalami kelesuan maka perdagangan antarnegara mengalami kelesuan juga, tidak terkecuali Indonesia. Hubungan ini membawa pengaruh yang baik dan pengaruh yang buruk. Hubungan internasional menyangkut transaksi barang, jasa, moneter, dan lain sebagainya akan membawa pengaruh terhadap kondisi dalam negeri. Transaksi-transaksi internasional negara-negara di dunia dicatat dalam neraca pembayaran internasional (Balance of Payments).

Sistem Ekonomi
Dalam jurnal ini negara yang dibahas adalah negara Indonesia maka dalam hal ini sistem ekonomi yang digunakan oleh Indonesia adalah sistem ekonomi campuran karena kegiatan ekonomi dilakukan oleh masyarakat, tetapi dalam beberapa hal tertentu ada campur tangan dari pemerintah. Adapun bentuk campur tangan pemerintah, yaitu :
1. Pemerintah membuat peraturan-peraturan dalam kegiatan ekonomi. Seperti pada pernyataan yang ada didalam jurnal ini di bagian pendahuluan bahwa di tahun 1983 terjadi deregulasi perbankan, yakni kebijakan yang diambil oleh pemerintah karena Indonesia mengalami banyak kemunduran ekonomi. Kebijakannya, yakni mempertinggi efisiensi dan mobilisasi dana.
2. Pemerintah melaksanakan kebijaksanaaan moneter dan fiskal. Seperti pada pernyataan dalam jurnal ini di bagian hasil dan pembahasan mengenai tingginya impor bahan bakar minyak menyebabkan neraca perdagangan Indonesia defisit sepanjang kuartal pertama 2013 sehingga mengharuskan pemerintah membuat kebijakan moneter terhadap Bank Sentral atau Bank Indonesia yaitu dengan memutuskan untuk mengambil alih penyediaan sebagian besar kebutuhan valas bagi pembayaran impor minyak dari perbankan domestik.

Perkembangan Pasar
Pasar global tiap negara dalam tahap perkembangannya berbeda-beda. Dalam jurnal ini, disebutkan bahwa negara Indonesia merupakan negara berkembang yang dengan kata lain Indonesia masuk dalam kategori negara yang berpenghasilan menengah kebawah. Maka dari itu perkembangan yang terjadi berfluktuasi dari tahun ke tahun, sesuai dengan kondisi pasar dunia.

Pola Konsumsi
Pola konsumsi adalah bentuk (struktur) pengeluaran individu/kelompok dalam rangka pemakaian barang dan jasa hasil produksi guna memenuhi kebutuhan. Pola konsumsi bisa disebut juga pola pengeluaran. Dalam hal ini pengeluaran negara Indonesia berupa Impor. Dalam jurnal ini objek yang dibahas adalah mengenai migas dan nonmigas jadi, berikut ini merupakan perkembangan impor migas dan non migas di Indonesia tahun 2003 – 2013.
Perkembangan Impor Migas dan Nonmigas Tahun 2003 – 2013 (Dalam US $)
Tahun
Impor
Migas
Nonmigas
2003
7.630,3
25.455,6
2004
11.625,2
34.554,5
2005
16.075,1
36.613,0
2006
18.962,9
42.102,6
2007
21.879,6
52.523,1
2008
26.202,8
75.485,1
2009
13.138,2
55.192,7
2010
27.412,7
108.250,6
2011
40.685,8
136.613,5
2012
38.858,7
137.248,8
2013
41.044,8
130.127,6
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik)

Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran yang merupakan alat untuk melihat posisi cadangan devisa Indonesia, apakah mengalami surplus atau kah mengalami defisit. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan pencatatan atas transaksi ekonomi yang terjadi antara penduduk dengan bukan penduduk Indonesia pada suatu periode tertentu. Secara umum, transaksi ekonomi yang tercakup dalam NPI dapat dibagi menjadi dua kelompok: (1) barang (goods), jasa (services), pendapatan (income), dan transfer berjalan (current transfer); (2) modal/finansial (capital/financial). Sedangkan surplus atau defisitnya neraca pembayaran itu sendiri terlihat dari tingkat ekspor dan impor negara tersebut, dan faktor-faktor lain seperti utang luar negeri dan modal asing. Dimana apabila tingkat ekspor negara tersebut lebih tinggi dari tingkat impor negara tersebut maka neraca pembayaran negara tersebut dapat dikatakan mengalami surplus, sebaliknya jika tingkat impor negara tersebut melebihi jumlah ekspor maka negara tersebut mengalami defisit pada neraca pembayaran. Berikut ini merupakan perkembangan cadangan devisa Migas dan Nonmigas tahun 2003 – 2013 :

Perkembangan Cadangan Devisa Migas dan Nonmigas Tahun 2003 – 2013(Dalam US $)
Tahun
Cadangan Devisa
Migas
Nonmigas
2003
6.021,10
23.420,10
2004
3.962,30
19.571,80
2005
1.310,40
23.287,30
2006
2.246,60
37.486,50
2007
176,30
39.414,1
2008
-1.814,60
7.795,00
2009
-1.116,90
12.919,30
2010
626,90
21.488,90
2011
907,40
25.410,00
2012
-4.848,40
3.377,20
2013
-11.837,30
5.236,10
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik)

Dan dari data di tahun 2008, 2009, 2012, dan 2013 mengalami defisit migas, defisit ini diakibatkan karena kebutuhan migas lebih banyak dan anggaran yang di sediakan pemerintah kurang. Cadangan devisa paling terendah pada tahun 2012 karena terjadi defisit pada migas sebesar 4.848,40 dan nonmigas mengalami penurunan cadangan devisa yang hanya menjadi 3.377,20 paling terendah dari data yang ada. Dan diantara data diatas pendapatan yang paling besar yaitu migas pada tahun 2003, dan nonmigas pada tahun 2007.

Pola Perdagangan
Pangsa pasar negara-negara industri meningkat dalam perdagangan dunia dengan lebih banyak berdagang diantara mereka sendiri dan kurang dengan sisa bagian dunia lainnya.
Pola perdagangan yang di bahas pada jurnal ini adalah  perdagangan barang berupa Migas dan Non-Migas. Berikut merupakan data perdagangan barang Migas dan Non-Migas Tahun 2003-2013.

Perdagangan Barang Migas dan Non-Migas 2003-2013 (Dalam US$)
TAHUN
EKSPOR
IMPOR
DEFISIT/ SURPLUS
2003
61.058.246.995
32.550.684.286
28.507.562.709
2004
71.584.608.796
46.524.531.358
25.060.077.438
2005
85.659.952.615
57.700.882.616
27.959.069.999
2006
100.798.624.280
61.065.465.536
39.733.158.744
2007
114.100.890.751
74.473.430.118
39.627.460.633
2008
137.020.424.402
129.197.306.224
7.823.118.178
2009
116.510.026.081
96.829.244.981
19.680.781.100
2010
157.779.103.470
135.663.284.048
22.115.819.422
2011
203.496.620.060
177.435.555.736
26.061.064.324
2012
190.031.845.244
191.691.001.109
-1.659.155.865
2013
91.068.762.794
94.410.645.297
-3.341.882.503

dari data di tahun 2012, dan 2013 mengalami defisit migas dan non migas, defisit ini diakibatkan karena kebutuhan migas lebih banyak dan kebutuhan impor lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan ekspor.