ANALISIS
JURNAL KELOMPOK 3
ASPEK LINGKUNGAN EKONOMI, POLA KONSUMSI, DAN
PERKEMBANGAN PASAR
Nama
Anggota Kelompok
1.
Anisa Andriyani (10215822)
2.
Nugroho S.B (15215156)
3.
Sheila Nadia (17215894)
4.
Yosua Geraldi Harlim (17215293)
Kelas
: 4EA23
Fakultas
Ekonomi
Jurusan
Manajemen
Universitas
Gunadarma
ASPEK
LINGKUNGAN EKONOMI, POLA KONSUMSI, DAN PERKEMBANGAN PASAR
Tinjauan Ekonomi Dunia
Di era globalisasi ini hampir semua negara di dunia melakukan perdagangan internasional. Tidak ada satu negara
pun yang berada dalam kondisi autarki atau negara yang terisolasi tanpa adanya
hubungan ekonomi dengan negara lain. Perdagangan internasional didefinisikan
sebagai perdagangan antar atau lintas negara, yang mencakup ekspor dan impor.
Perdagangan internasional dibagi menjadi dua kategori, yakni perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa. Dengan
adanya keterbukaan perekonomian negara seperti ini, dapat menyebabkan daya
saing sebagai salah satu faktor yang menentukan dalam kompetisi antar negara
agar memperoleh manfaat dari semakin terbukanya perekonomian dunia yang dapat
dilihat dari keadaan neraca pembayaran suatu negara. Kondisi dan kecenderungan
tersebut dapat dipastikan akan berimbas kepada perekonomian suatu negara termasuk Indonesia.
Pada saat perekonomian dunia mengalami kelesuan maka perdagangan
antarnegara mengalami kelesuan juga, tidak terkecuali Indonesia. Hubungan ini
membawa pengaruh yang baik dan pengaruh yang buruk. Hubungan internasional
menyangkut transaksi barang, jasa, moneter, dan lain sebagainya akan membawa
pengaruh terhadap kondisi dalam negeri. Transaksi-transaksi internasional
negara-negara di dunia dicatat dalam neraca pembayaran internasional (Balance
of Payments).
Sistem Ekonomi
Dalam jurnal ini negara yang dibahas adalah negara Indonesia maka dalam
hal ini sistem ekonomi yang digunakan oleh Indonesia adalah sistem ekonomi
campuran karena kegiatan ekonomi dilakukan oleh masyarakat, tetapi dalam
beberapa hal tertentu ada campur tangan dari pemerintah. Adapun bentuk campur
tangan pemerintah, yaitu :
1. Pemerintah membuat peraturan-peraturan dalam kegiatan ekonomi. Seperti
pada pernyataan yang ada didalam jurnal ini di bagian pendahuluan bahwa di
tahun 1983 terjadi deregulasi perbankan, yakni kebijakan yang diambil oleh
pemerintah karena Indonesia mengalami banyak kemunduran ekonomi. Kebijakannya,
yakni mempertinggi efisiensi dan mobilisasi dana.
2. Pemerintah melaksanakan kebijaksanaaan moneter dan fiskal. Seperti
pada pernyataan dalam jurnal ini di bagian hasil dan pembahasan mengenai
tingginya impor bahan bakar minyak menyebabkan neraca perdagangan Indonesia
defisit sepanjang kuartal pertama 2013 sehingga mengharuskan pemerintah membuat
kebijakan moneter terhadap Bank Sentral atau Bank Indonesia yaitu dengan
memutuskan untuk mengambil alih penyediaan sebagian besar kebutuhan valas bagi
pembayaran impor minyak dari perbankan domestik.
Perkembangan Pasar
Pasar global tiap negara dalam tahap perkembangannya berbeda-beda. Dalam
jurnal ini, disebutkan bahwa negara Indonesia merupakan negara berkembang yang
dengan kata lain Indonesia masuk dalam kategori negara yang berpenghasilan
menengah kebawah. Maka dari itu perkembangan yang terjadi berfluktuasi dari
tahun ke tahun, sesuai dengan kondisi pasar dunia.
Pola Konsumsi
Pola konsumsi adalah bentuk (struktur) pengeluaran
individu/kelompok dalam rangka pemakaian barang dan jasa hasil produksi guna
memenuhi kebutuhan. Pola konsumsi bisa disebut juga pola
pengeluaran. Dalam hal ini pengeluaran negara Indonesia berupa Impor. Dalam
jurnal ini objek yang dibahas adalah mengenai migas dan nonmigas jadi, berikut
ini merupakan perkembangan impor migas dan non migas di Indonesia tahun 2003 –
2013.
Perkembangan Impor Migas dan Nonmigas Tahun 2003 – 2013 (Dalam US
$)
Tahun
|
Impor
|
|
Migas
|
Nonmigas
|
|
2003
|
7.630,3
|
25.455,6
|
2004
|
11.625,2
|
34.554,5
|
2005
|
16.075,1
|
36.613,0
|
2006
|
18.962,9
|
42.102,6
|
2007
|
21.879,6
|
52.523,1
|
2008
|
26.202,8
|
75.485,1
|
2009
|
13.138,2
|
55.192,7
|
2010
|
27.412,7
|
108.250,6
|
2011
|
40.685,8
|
136.613,5
|
2012
|
38.858,7
|
137.248,8
|
2013
|
41.044,8
|
130.127,6
|
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik)
Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran yang merupakan alat untuk melihat posisi cadangan
devisa Indonesia, apakah mengalami surplus atau kah mengalami defisit. Neraca
Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan pencatatan atas transaksi ekonomi yang
terjadi antara penduduk dengan bukan penduduk Indonesia pada suatu periode
tertentu. Secara umum, transaksi ekonomi yang tercakup dalam NPI dapat dibagi
menjadi dua kelompok: (1) barang (goods), jasa (services), pendapatan (income),
dan transfer berjalan (current transfer); (2) modal/finansial
(capital/financial). Sedangkan surplus atau defisitnya neraca pembayaran itu
sendiri terlihat dari tingkat ekspor dan impor negara tersebut, dan
faktor-faktor lain seperti utang luar negeri dan modal asing. Dimana apabila
tingkat ekspor negara tersebut lebih tinggi dari tingkat impor negara tersebut
maka neraca pembayaran negara tersebut dapat dikatakan mengalami surplus,
sebaliknya jika tingkat impor negara tersebut melebihi jumlah ekspor maka
negara tersebut mengalami defisit pada neraca pembayaran. Berikut ini merupakan
perkembangan cadangan devisa Migas dan Nonmigas tahun 2003 – 2013 :
Perkembangan Cadangan Devisa Migas dan Nonmigas Tahun 2003 –
2013(Dalam US $)
Tahun
|
Cadangan Devisa
|
|
Migas
|
Nonmigas
|
|
2003
|
6.021,10
|
23.420,10
|
2004
|
3.962,30
|
19.571,80
|
2005
|
1.310,40
|
23.287,30
|
2006
|
2.246,60
|
37.486,50
|
2007
|
176,30
|
39.414,1
|
2008
|
-1.814,60
|
7.795,00
|
2009
|
-1.116,90
|
12.919,30
|
2010
|
626,90
|
21.488,90
|
2011
|
907,40
|
25.410,00
|
2012
|
-4.848,40
|
3.377,20
|
2013
|
-11.837,30
|
5.236,10
|
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik)
Dan dari data di tahun 2008, 2009, 2012, dan 2013 mengalami defisit
migas, defisit ini diakibatkan karena kebutuhan migas lebih banyak dan anggaran
yang di sediakan pemerintah kurang. Cadangan devisa paling terendah pada tahun
2012 karena terjadi defisit pada migas sebesar 4.848,40 dan nonmigas mengalami
penurunan cadangan devisa yang hanya menjadi 3.377,20 paling terendah dari data
yang ada. Dan diantara data diatas pendapatan yang paling besar yaitu migas
pada tahun 2003, dan nonmigas pada tahun 2007.
Pola Perdagangan
Pangsa pasar negara-negara industri meningkat dalam perdagangan dunia
dengan lebih banyak berdagang diantara mereka sendiri dan kurang dengan sisa
bagian dunia lainnya.
Pola perdagangan yang di bahas pada jurnal ini adalah perdagangan barang berupa Migas dan Non-Migas. Berikut
merupakan data perdagangan barang Migas dan Non-Migas Tahun 2003-2013.
Perdagangan Barang Migas dan Non-Migas 2003-2013 (Dalam US$)
TAHUN
|
EKSPOR
|
IMPOR
|
DEFISIT/ SURPLUS
|
2003
|
61.058.246.995
|
32.550.684.286
|
28.507.562.709
|
2004
|
71.584.608.796
|
46.524.531.358
|
25.060.077.438
|
2005
|
85.659.952.615
|
57.700.882.616
|
27.959.069.999
|
2006
|
100.798.624.280
|
61.065.465.536
|
39.733.158.744
|
2007
|
114.100.890.751
|
74.473.430.118
|
39.627.460.633
|
2008
|
137.020.424.402
|
129.197.306.224
|
7.823.118.178
|
2009
|
116.510.026.081
|
96.829.244.981
|
19.680.781.100
|
2010
|
157.779.103.470
|
135.663.284.048
|
22.115.819.422
|
2011
|
203.496.620.060
|
177.435.555.736
|
26.061.064.324
|
2012
|
190.031.845.244
|
191.691.001.109
|
-1.659.155.865
|
2013
|
91.068.762.794
|
94.410.645.297
|
-3.341.882.503
|
dari data di tahun 2012, dan 2013 mengalami defisit migas dan non migas,
defisit ini diakibatkan karena kebutuhan migas lebih banyak dan kebutuhan impor
lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan ekspor.
Sumber Jurnal : JURNAL ANALISIS
NERACA PERDAGANGAN MIGAS DAN NON MIGAS INDONESIA TERHADAP VOLATILITAS CADANGAN
DEVISA 2003-2013